Daun Lontar, salah satu penyelamat sejarah masa lalu.
Meskipun bagi masyarakat modern saat ini kurang mengenal daun lontar, pada masa lalu daun lontar yang karena fisiknya tebal dan kuat, tidak mudah bolong dan robek terbukti berperan sangat besar sebagai media penyimpanan naskah penting dan kejadian masa lampau karena saat itu belum ditemukan bahan pembuat kertas apalagi media penyimpanan praktis seperti harddisk dan flashdisk.
Yang perlu anda tahu, kata lontar asalnya berasal dari bahasa Jawa. Pada awalnya namanya adalah rontal yang artinya ron = daun, tal adalah nama pohon dan buahnya. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan kata rontal berubah menjadi lontar.
Pohon tal atau pohon lontar yang sekarang lebih populer dengan nama siwalan, saat ini masih bisa ditemukan meski jumlahnya kian menyusut drastis akibat terdesak oleh kebutuhan properti, di sepanjang pesisir pantai di kepulauan Indonesia. Pada masa lalu sebelum peralatan yang marak terbuat dari bahan plastik, daun lontar masih bisa dimanfaatkan kegunaannya seperti kantong belanja, tikar, besek, pembungkus gula merah, hiasan hingga mainan anak-anak. Di samping buah dan air niranya yang masih bisa dinikmati menjadi minuman segar sampai yang bisa memabukkan. Bahkan saudara-saudara kita di NTT masih menggunakan daun lontar hingga saat ini sebagai alat musik dan topi yang bagus.
Kita yang hidup di masa kini masih bisa menyaksikan peranan besar daun lontar sebagai jejak sejarah masa lampau terutama di meseum-museum sejarah meskipun kejadiannya sudah ratusan tahun dan lintas generasi sebagai pengingat dan rekaman data yang masih tersisa.
Yang perlu anda tahu, kata lontar asalnya berasal dari bahasa Jawa. Pada awalnya namanya adalah rontal yang artinya ron = daun, tal adalah nama pohon dan buahnya. Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan kata rontal berubah menjadi lontar.
Pohon tal atau pohon lontar yang sekarang lebih populer dengan nama siwalan, saat ini masih bisa ditemukan meski jumlahnya kian menyusut drastis akibat terdesak oleh kebutuhan properti, di sepanjang pesisir pantai di kepulauan Indonesia. Pada masa lalu sebelum peralatan yang marak terbuat dari bahan plastik, daun lontar masih bisa dimanfaatkan kegunaannya seperti kantong belanja, tikar, besek, pembungkus gula merah, hiasan hingga mainan anak-anak. Di samping buah dan air niranya yang masih bisa dinikmati menjadi minuman segar sampai yang bisa memabukkan. Bahkan saudara-saudara kita di NTT masih menggunakan daun lontar hingga saat ini sebagai alat musik dan topi yang bagus.
Kita yang hidup di masa kini masih bisa menyaksikan peranan besar daun lontar sebagai jejak sejarah masa lampau terutama di meseum-museum sejarah meskipun kejadiannya sudah ratusan tahun dan lintas generasi sebagai pengingat dan rekaman data yang masih tersisa.
0 komentar:
Posting Komentar